7 Dongeng Binatang Penuh Pesan Moral
Dongeng binatang merupakan salah satu jenis cerita fiksi serta imajinatif dengan penokohan binatang yang dapat beraktivitas layaknya manusia. Umumnya disampaikan saat belajar dan sebagai penghantar tidur. Mampu membantu anak berimajinasi dan mengenal berbagai hewan yang menjadi tokohnya. Terdapat pesan moral yang disampaikan melalui karakter tokoh.
1. Dua Ekor Kucing dan Seekor Monyet
Dua ekor kucing ini memperebutkan satu kue utuh. Mereka tidak tahu caranya satu kue bisa menjadi milik berdua. Saat saling bertengkar memperebutkannya, datanglah seekor kucing yang mencoba menengahi. Ia menyarankan agar kuenya dipotong untuk dibagi berdua. Kucing pun setuju, lalu monyet membagi dua dengan ukuran yang tidak sama.
Para kucing tidak terima jika potongannya tidak seimbang. Maka dari itu, satu potong kue dimakan monyet untuk menyisakan satu potong lainnya. Membuat para kucing masih merebutkan kue tersebut, akhirnya monyet membaginya lagi menjadi dua dengan ukuran tidak sama lagi. Kucing memperebutkan ukuran yang besar, lalu yang kecil dimakan monyet. Begitu seterusnya hingga kue pun habis di makan monyet.
Pesan moral yang bisa diambil dari dongeng hewan ini yaitu berpikir jernih saat menemui masalah. Menghindari kehadiran pihak ketiga, yaitu monyet yang menghadirkan masalah baru bagi kedua kucing. Ia bahkan mendapatkan keuntungan besar akibat pertikaian kedua kucing.
2. Si Tikus Desa dan Si Tikus Kota
Menceritakan tentang dua tikus bersaudara yang tinggal di kota dan desa. Suatu hari, tikus kota pulang ke desa untuk bertemu saudaranya. Ia menceritakan kehidupannya yang berkecukupan di daerah kota seperti mudah mendapatkan makanan lezat. Ia mengajak saudaranya yang hidup sederhana di desa untuk bergabung menjadi pencuri makanan di kota.
Singkat cerita, saudaranya menyetujui untuk berpindah ke kota bersamanya. Mereka sama-sama menyusun strategi untuk mencuri makanan di salah satu toko kue. Bukannya berhasil, mereka malah hampir menjadi mangsa kucing. Berlari-larian menghindari kucing yang hendak memangsanya.
Cerita fabel hewan ini dapat diambil pesan jika hidup di jalan yang benar, meskipun hanya sederhana lebih baik. Daripada hidup mewah, memakan makanan lezat, melalui cara instan dan tidak benar. Cepat atau lambat, pasti akan ada hukuman yang menyertainya.
3. Juno Si Gajah
Tinggalah seekor gajah di suatu hutan yang lebat bersama dengan hewan lainnya. Meskipun banyak hewan di dalamnya, namun tak ada satupun yang mau menjadi teman dari gajah. Mereka tidak mau memiliki teman dengan ukuran tubuh yang sangat besar. Hingga pada suatu hari, datang seekor harimau bernama Dera yang suka memangsa hewan berukuran kecil.
Semua hewan berteriak ketakutan. Mendengar teriakan itu, Juno langsung sigap berlari dan saat melihat Dera hendak memangsa temannya, Juno langsung menendangnya. Meski hewan-hewan di sana selalu mengejeknya, ia tetap membantunya. Jadi, tetap menjadi orang baik meski sekelilingmu tidak berperilaku baik padamu.
4. Seekor Tikus dan Orang Suci
Suatu hari, seekor tikus sedang dikejar-kejar oleh seekor anjing untuk dimangsa. Orang suci yang melihat kejadian ini, ia pun membantu tikus dengan mengubahnya menjadi seekor anjing. Selamatlah tikus dari kejaran anjing. Hari berikutnya, tikus yang kini berubah menjadi anjing, dikejar-kejar oleh singa dan orang suci melihatnya lalu mengubahnya menjadi singa.
Sekarang ia menjadi singa penguasa hutan yang ditakuti semua hewan. Ia pun punya ide untuk memangsa orang suci, datanglah ia ke orang suci untuk meminta mengubahnya menjadi orang suci lainnya. Orang suci pun marah, akhirnya si singa jelmaan diubah kembali menjadi si tikus. Dongeng binatang ini memberikan pesan dari tokoh tikus berniat mencelakakan orang yang telah menolongnya dan tidak ada rasa terimakasih.
5. Kupu-Kupu dan Si Semut Sombong
Suatu hari di dalam hutan, ada badai hebat datang dan semua hewan lari tunggang langgang mencari tempat sembunyi. Kecuali kepompong yang menempel pada dahan pohon tumbang, ia tak bisa pergi ke manapun. Semalam telah berlalu, badaipun telah berhenti. Keluarlah semut dari bawah tanah dengan congkak tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya yang telah porak poranda.
Ia pun mengejek kepompong yang rusak karena terkena badai semalam. Semut juga mengejek seluruh hewan yang tidak mendapatkan tempat berlindung. Suatu ketika, saat semua sedang jalan-jalan, ia tak sengaja melewati lumpur hidup yang melahapnya perlahan. Ia pun berteriak meminta tolong hingga seekor kupu-kupu terbang di atasnya.
Kupu-kupu tidak mempedulikannya karena ia marah dengan semut yang beberapa hari lalu mengejeknya. Semut pun meminta maaf, ia memohon untuk ditolong. Meski tidak mau menolong, semut tidak akan memohon lagi. Akhirnya kupu-kupu tidak tega lalu menolongnya. Jangan remehkan siapapun karena kita tidak tahu jika suatu saat nanti perlu bantuannya.
6. Belalang Nakal dan Burung Hantu
Burung hantu tinggal di suatu pohon bersama dengan hewan pohon lainnya. Ia selalu tidur di siang hari, dan berburu di malam hari. Suatu siang, burung hantu sedang tidur tiba-tiba muncul belalang yang hinggap di pohon bernyanyi. Sang burung hantu pun terganggu, ia menyuruh belalang untuk pergi dari pohon. Belalang tidak terima karena ia berhak bernyanyi di pohon tersebut.
Burung hantu tidak bisa menyerang belalang, karena penglihatannya rabun di siang hari. Akhirnya ia menawarkan anggur ke dalam lubang pohon untuk disantap belalang. Tanpa pikir panjang, belalang pun masuk ke lubang di mana burung hantu berada. Semakin dekat belalang, semakin jelas bayangannya dan dengan cepat burung hantu menerkam belalang.
Jangan mengganggu orang yang tidak mengganggu aktivitasmu. Lebih baik belalang menyingkir dan mencari tempat baru untuk bernyanyi . Ia bahkan tidak meminta maaf setelah mengganggu tidur burung hantu.
7. Kisah Tiga Ikan
Tersebutlah dalam suatu kolam tiga ekor ikan dengan karakter yang berbeda-beda. Ikan pertama yang pintar, ikan kedua pantang menyerah dan ikan ketiga malas. Suatu hari, saat ketiga ikan berenang bersama, mereka melihat ada dua ekor beruang menghampiri kolam. Kedua beruang melihat ikan-ikan dan berencana kembali esok hari untuk mengambil semua ikan.
Mendengar hal tersebut, ikan pertama mengajak mereka untuk pergi dari kolam melalui saluran air. Namun ikan kedua memiliki cara lain untuk meloloskan diri nanti saat beruang berhasil menangkapnya. Ikan ketiga merasa tidak perlu melarikan diri karena ia ingin tetap berada di kolam tempat tinggalnya.
Hari esok pun tiba, ikan pertama sudah pergi melalui saluran air. Benar saja, kedua beruang itu berhasil menangkap ikan kedua dan ketiga. Ikan kedua melakukan perlawanan dengan menggeliat keluar dari lubang jaring. Ikan ketiga pun menyadari dirinya dalam bahaya namun tak bisa berbuat apapun. Akhirnya ikan ketiga berhasil di potong dan dinikmati para beruang.
Kita bisa belajar dari cerita fabel hewan berjudul Kisah Tiga Ikan bahwa jika hidup ingin berlanjut, maka rintangan apapun yang ada di depan harus dilawan. Bukan malah pasrah dan tidak melakukan apa-apa. Jika tidak ingin mati dalam kesia-siaan.
Itulah berbagai judul dari dongeng binatang di udara, di tanah, di air hingga jenis serangga. Secara latar tempat dan aktivitas, dibuat sama layaknya hewan aslinya. Dongeng hewan hanya dibuat setiap tokoh dapat berbicara layaknya manusia agar bisa diambil pelajaran dan masalah yang dihadapi pun sesuai dengan lingkungan hidupnya.